SELALU ADA KESEMPATAN UNTUK BERUBAH EPS 9





“Ayah aku pamit ya.”
Dua minggu berlalu setelah kepergian Dede aku memutuskan kembali ke kota untuk menyelesaikan skripsi yang sudah terlalu lama ku gantung, sebuah buku yang menjadi salah satu syarat untuk mencapai gelar yang tak kurindukan seharusnya kuselesaikan dua tahun silam kini menjadi tujuan utamaku untuk kembali ke tempat itu. Langkahku mantap menuju arah yang sama namun dengan tujuan yang berbeda. aku masih akan ke Bidosta namun tidak untuk kemaksiatan.

***
 “Cing tolong bawain kunci kamar! aku lagi di Bidosta nih.” Akhirnya pria pemburu dollar ini mengangkat telfonku setelah beberapa kali kutelpon namun tak ada jawaban.

“Wa, Sorry, sorry banget.” aku sekarang ada di Polsek, aku ketangkep basah saat lagi main dikamar kamu dua minggu yang lalu. Sesaat setelah kamu pergi tiba - tiba datang beberapa orang polisi menggerebek kami, belakangan saya ketahui ternyata lawan main saya waktu itu salah satu dari mereka adalah seorang petugas.”

“Oke-oke, terus kasusmu gimana?” Aku sedikit prihatin pada nasib yang menimpanya.

“Kasusku akan dilimpahkan ke kejaksaan bro. dan aku sendiri besok akan di bawa ke lembaga pemasyarakatan.”

“Yang sabar ya bro.” aku menutup telepon kemudian berjalan menuju pemilik kontrakan yang rumahnya berada di seberang jalan maksud untuk meminta kunci duplikat. Belum sempat ngucap salam tiba - tiba dari dalam rumah keluar seorang pemuda berbadan besar dengan perut yang terlihat buncit siapa lagi kalau bukan Inno anak tunggal dari pemilik kontrakan yang kutempati.

“Eh Bang Inno.”

“Duduk Wa!” Dia memintaku untuk duduk di atas sofa teras rumahnya.

“Dewa, jadi begini aku sudah memikirkan hal ini matang - matang, setelah kejadian yang menimpa Dede kemudian Cing yang tertangkap saat sedang main judi di kamar kamu dan cullang yang terpaksa harus menikah karena pacarnya yang hamil diluar nikah, aku memutuskan untuk membubarkan bidosta, tak ada lagi kebebasan di kontrakan itu seperti sebelum - sebelumnya.”

“Saya sebagai bagian dari sejarah terbentuknya bidosta merasa sangat bersalah atas kejadian - kejadian yang menimpa Dede, Cing Dan Cullang, sebagai pemilik rumah tidak seharusnya saya membiarkan kalian mengontrak di rumah itu tanpa aturan, jadi mulai sekarang saya sudah memutuskan kalian tidak boleh lagi mabuk - mabuk di sana, judi ataupun membawa wanita.

“Baik bang.” Jawabku singkat.

***
Tiga bulan berlalu, bidosta kini berubah semuanya telah fokus pada tujuan masing - masing, joker pun kini telah sibuk dengan skripsinya, hingga nama kami berdua terpampang jelas di papan pengumuman jadwal mahasiswa ujian tutup periode 3. Mungkin ini semua adalah hikmah dari kejadian yang menimpa Dede tiga bulan silam sehingga kami semua bisa berubah secepat ini, namun andaikan boleh memilih aku tak ingin berubah dengan cara seperti ini.

***
Setelah melewati ujian sidang akhirnya keluarlah jadwal hari pengukuhan kami. Di papan pengumuman tertulis Jadwal Yudisium Rusdiawan Malik Ibrahim dan Ibriansyah pada hari selasa tanggal 22 september 2003.

“Akhirnya kita sarjana juga ya Jok!” kataku pada pemilik nama lengkap Ibriansyah ini.

“Iya, ini juga karena berkat Dede bro.

“Ayo pulang! udah sore nih.” Aku segera mengajaknya pulang agar kami tidak kembali larut dalam kesedihan.

#Onedayonepost
#Odopbatch5
#Tantangan Cerbung

Komentar

Posting Komentar