Pagi itu dalam keadaan setengah sadar aku bangun dari tidurku dan berjalan menuju kamar mandi hanya untuk sekedar membuang muntahan, namun karena sakit kepala yang kurasakan juga tak hilang maka kuputuskan untuk berendam di dalam bak mandi yang ukurannya hanya dua meter persegi, itu sudah menjadi kebiasaanku sejak beberapa tahun lalu, mabuk, muntah dan berakhir di bak mandi.
Dalam kondisi basah
dan masih sedikit mabuk aku kembali ke kamar dan mendapati kamar kost yang
sudah dalam keadaan berantakan akibat pesta di kontrakan ini semalam, salah
satu teman yang baru saja pulang berlayar dari negeri petro dollar mengadakan
pesta dengan membeli beberapa dus Bir untuk kami nikmati bersama. Jadilah
kamarku seperti kapal pecah yang baru saja dihantam ombak besar ditengah
lautan. Botol minuman tergeletak dimana – mana, kulit kacang berserakan dan
juga kulihat ada setumpuk makanan yang tidak lain adalah muntahan di pojok
kemar dekat speaker yang masih melantukan lagu dangdut yang sedang populer saat
ini.
“Ayo Goyang dumang
biar hati senang, galau jadi hilang na..na..na..na..” kira kira seperti itulah
lagu yang kudengar dari speaker dekat muntahan tadi.
Perkenalkan namaku
Rusdiawan Malik Ibrahim, tapi teman - teman biasa memanggilku Dewa (nggak nyambung ya), aku adalah seorang
mahasiswa tingkat akhir, rasanya sudah begitu lama predikat mahasiswa tingkat
akhir ini kusandang, semester dua belas jumlah yang lumayan banyak namun
sayangnya jumlah semester yang telah kucapai tidak berbanding lurus dengan ilmu
yang sudah kudapatkan (read : bodoh).
aku mengambil jurusan FKIP bahasa inggris (Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan) namun dengan style anak
teknik, Rambut acak – acakan dan celana yang selalu dengan sengaja disobek di
bagian lutut. Aku terlahir dari keluarga yang bercukupan, ayahku adalah seorang
petani sukses, sedangkan ibuku adalah seorang wanita luar biasa yang telah
lebih dulu melahirkan dua orang laki laki dan seorang perempuan sebelum aku, mereka
yang kusebut sebagai kakak semuanya telah berkeluarga. Jadilah aku sendiri
seperti anak tunggal yang setiap permintaanya selalu dipenuhin.
Botol minuman
kumasukkan ke dalam dus, kulit kacang yang berserakan di lantai kumasukkan
dalam kantong kresek kemudian
membersihkan tumpukan muntahan yang sudah mulai mengering.
“Bro hari ini gimana, jadi nggak?” tanya seseorang, saat aku sedang
membereskan kamar yang seperti kapal pecah ini.
Aku membalikkan
badan dan mendapati dia sedang berdiri di depan pintu kamar lengkap dengan megaphone yang sudah dijinjingya.
Bersambung”
Petro dollar = Arab
saudi
Goyang dumang =
Goyang duyung mangap
#Onedayonepost
#OdopBatch5
#Tantangancerbung
Hmmm ... tulisannya selalu mengambil sisi yang berbeda
BalasHapusMaafkan tulisan receh ini cekgu.
HapusBaca lanjutannya aahh..
BalasHapusAyok.
HapusRusdiawan Malik Ibrahim? Rusdi? ;-)
BalasHapusWuah... beneran diganti ya ternyata?
Ngomong-ngomong, cerbungnya keren banget Pak ^_^
Iya mbak. Diganti.
HapusKemarin beneran nggak bsa eksekusi. Berat.
Lanjut massss 😀
BalasHapusBaru tau arti goyang dumang 😅
BalasHapusSemangat! Lanjutkan 👍👍👍
Hmmm,menarik nih
BalasHapus