“Sahabat, berbahagiahlah karena kau telah diberi kesempatan lebih dulu untuk bertemu denganNya daripada kami, hanya do’a yang bisa kami panjatkan untuk mengiringi dalam pembaringan abadimu.”
Sesosok pria
berlesung pipi yang tadi pagi baru saja menyeruput kopi bersamaku kini terbujur
kaku di hadapanku dan telah berganti nama menjadi mayat. Kulihat beberapa
bagian tubuhnya tidak lengkap, dan juga beberapa bagian tubuh hampir terpisah
terpisah. Wajahmu? Aku yakin tak yakin akan bisa mengenalimu andai aku yang menemukanmu
dilokasi kejadian.“Tragis.” Pikirku dalam
hati.
“Setelah selesai
sholat Dzuhur tibalah saatnya kami mengantarnya ke peristrahatan terakhir,
tempat dimana dia akan menghadapi peradilan yang seadil – adilnya, tempat
dimana dia harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya selama hidup di
dunia. Selamat jalan kawan, semoga kau tenang di alam sana.
“Men sorry, ini salahku andai saja aku tidak
mengajaknya pulang, ini tidak akan terjadi.” Arfa yang datang menghampiriku dan
merasa sangat bersalah atas kejadian yang baru saja menimpa sahabat kami.
“Sudahlah bro, tak ada gunanya menyalahkan diri,
kalaupun ada orang harus disalahkan akulah orangnya, tidak seharusnya semalam
aku mengajaknya minum - minum sehingga dia pulang dalam keadaan mabuk” jawabku
padanya.
“Dia itu sebenarnya
tidak membalap bro, kecepatan motor kami biasa biasa saja, aku yang saat itu
mengikuti irama kecepatannya dari belakang masih sempat melihat speedometer
menunjukkan angka 80, hanya supir bus itu saja yang menyalip sehingga mengambil
semua sisi bagian kanan jalan dan naas bagi Dede karena tidak sempat menghindar,
aku yang beberapa meter di belakang Dede masih sempat menghindar dengan
menurunkan motor dibahu jalan” tanpa kutanya Madil menjelaskan kronologi peristiwa
yang mengenaskan itu.
***
Sudah
seminggu
sejak kepergian si Dede dan aku juga belum kembali ke kota untuk
melanjutkan
kuliah atau kembali hanya sekedar kembali menggores tinta – tinta
kemaksiatan
seperti yang kulakukan sebelum – sebelumnya, kali ini rasanya berbeda,
entah
kenapa aku tak lagi semangat untuk kembali ke tempat itu. hari hariku
kini diisi dengan mendengar nasihat nasihat dari orang tua tentang
hidup.
Bersambung
#Onedayonepost
#Odopbatch5
#Tantangan cerbung
Kematian ialah awal kehidupan abadi T_T
BalasHapusSemoga Dewa kan segera menjemput hidayah itu kembali.
Hingga tak perlu ada penyesalan saat berjumpa dengan-Nya nanti.