Masih Cinta


“Datanglah bila engkau menangis”
“Ceritakan…”
Baru saja aku  menikmati waktu senggang dengan berkaraoke ria, lagu dengan judul “Aku Lelakimu”
Baru saja terlantun di bait pertama namun tiba tiba terdengar tangisan seorang wanita dari luar kamar
kontrakanku sambil memanggil manggil nama dan yang tak lain itu adalah namaku

“hiks hiks hiks, Fian buka Pintunya”

“Ah Siapa sih ganggu aja!” aku menggerutu dalam hati sambil mengecilkan volume laptop.

“Iya ,diluar ada siapa?” Jawabku dengan  nada seidkit kesal.

Aku memang orang yang tidak suka diganggu ketika sedang asik  menikmati hari libur, buatku hari libur
adalah hari yang sangat berharga maka tak akan kubiarkan satu orangpun untuk mengacaukannya.

“Ini aku Lara, Fian.”

“Lara…? ada apa dengan dia, tumben dia datang pagi pagi ke kontrakanku sambil menangis pula”
Pikirku dalam hati. Aku segera membuka pintu dan mempersilahkan masuk kedalam kamar kontrakanku,
kupersilahkan  duduk di kursi, aku segera menuju kedapur,, kubuatkan teh hangat agar susasana hatinya 
menjadi sedikit tenang.
Lara ini adalah mantan yang kini menjadi sahabatku, kami pernah menjalin hubungan selama dua tahun
sebelum akhirnya kami memutuskan untuk berpisah dan tetap menjadi sahabat. Sejak putus tiga tahun
silam ini adalah kali pertama dia datang padaku dengan bulir bulir air mata di wajah cantiknya,
sesuatuyang tak pernah aku saat aku masih dengannya dulu.

“Andai saja…”
“Fian”,  suara lara tiba tiba membangunkanku dari lamunanku
“Eh iya lara, ada apa?

Dia berdiri dari  kursinya lalu menghampiri dan meraih tanganku
“Fian, maafin aku, aku seharusnya tidak datang padamu dalam kondisi seperti ini, aku tahu kamu paling
tidak suka  melihatku menangis,  tapi aku tidak tahu lagi harus kemana, tidak ada yang mengerti aku,
tidak  tidak lesti sahabatku sejak kecil tidak juga dia, yang kuanggap sebagai kekasih malah asik dengan
dunia  dunianya sendiri, dia yang menurut orang tuaku lelaki baik tak lebih dari seorang penipu dan
pembohong  Fian, entah sudah berapa kali aku merasakan tamparanyy ”.

Seperti ada sesuatu yang mengiris - iris hatiku secara perlahan setelah mendengar curhatannya,
Bagaimana mungin aku begitu tega melihatnya dia seperti ini, ingin rasanya aku memeluk gadis ini, gadis
yang selalu aku sayang dan cinta.

“Fian…” dia melanjutkan ceritanya,

Aku masih mencintaimu Fian, aku rindu kamu. Sejak kita berpisah karena cinta yang tak direstui oleh
kedua orang tuaku  rasa ini tak pernah berkurang sedikitpun, kau juga kan Fian?”Bola yang matanya yang 
indah  menatap tajam  padaku mengharap kata iya terucap dariku.

“Aku juga lara,
aku juga masih sangat mencintaimu” tiga tahun memilih untuk sendiri setelah berpisah
denganmu adalah bukti bahwa aku juga masih menjaga rasa itu”

akhh… aku menggerutu dalam hati, andai saja aku bisa berbicara .seperti ini lara. Namun itu tidaklah
mungkin, aku telah berjanji pada orang tuamu dan janjiku untuk tidak akan bersamamu lagi. Aku tak
mungkin mengingkarinya.
“Lara,  maafkan aku,. aku tak lagi mencintaimu, dihatiku sudah ada seseorang yang lebih layak untuk
kuperjuangkan,  perasaanku padamu sudah aku kubur tiga tahun lalu sesaat setelah kita berpisah, bagiku
kau  tak lebih dari sahabat,  pulanglah orang tuamu pasti akan sangat marah jika tahu kau masih
menemuiku”.
Mendengar ucapanku , Lara  langsung melangkah pergi meninggalkan kontrakanku  sambil berkata

 “Aku akan datang lagi Fian, aku akan datang menagih cinta itu,jika kau tanya kenapa? karena aku tahu
semua yang kau katakan barusan adalah kebohongan, aku tahu kamu juga masih cinta."

#Onedayonepost
#Odopbatch5

Komentar

  1. Balasan
    1. Duh senangya dikunjungi kang dwi.
      bukan, itu kisahnya fian kang.
      Hhehe

      Hapus
  2. Ini bersambung atau udah selesai?

    Semoga Fian teguh pada pendirian...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belum memikirkan bersambung atau nggak😁

      Hapus
  3. Wah melow, fian goyah ga ya?heheheh

    BalasHapus
  4. Fian oh fian...semoga cintanya segera berakhir ke pelaminan agar tidak terlarut dalam kebimbangan

    BalasHapus
  5. Ketika cinta terbentur restu ayah bunda...
    Sabar ya fi..

    BalasHapus

Posting Komentar